Senin, 09 Maret 2015

Model-Model Penelitian Komunikasi



Model-Model Penelitian Komunikasi

Dalam penelitian, peta adalah model. Model memperjelas apa yang akan diteliti, mengidentifikasi variabel-variabel, dan menunjukkan kemungkinan hubungan di antara variabel-variabel tersebut (Rakhmat 2012, h. 59). Kekaburan masalah penelitian, ketidakjelasan tujuan penelitian, bahkan ketidakjelasan masalah yang diteliti, bermula dari tidak adanya model.
Definisi dari model adalah tiruan gejala yang akan diteliti; model menggambarkan hubungan di antara variabel-variabel atau sifat-sifat atau komponen komponen gejala tersebut (Rakhmat 2012, h. 60). Tujuan utama dari model ialah untuk memudahkan pemikiran yang sistematis dan logis. Sesuai dengan ciri-ciri dari penelitian komunikasi kuantitatif bahwa ‘alat ukur terpisah dari peneliti’ ini yang melatar belakangi bahwa harus adanya alat ukur yang objektif agar batasan konsep tersusun secara sistematik dan terstuktur.
Burch dan Stranger menyebutkan keuntungan dan kerugian model (Rakhmat 2012, h. 60) : 

Keuntungan
1.      model memberikan informasi yang berorientasi pada tindakan
2.      model menyajikan informasi yang berorientasi ke masa depan
3.      model menunjukkan alternatif arah tindakan untuk dievaluasi sebelum dilaksanakan
4.      model menyajikan pemberikan situasi masalah yang kompleks secara formal dan berstuktur
5.      model mencerminkan pendekatan ilmiah untuk tidak menggantungkan diri pada intuisi atau spekulasi

      Kerugian
1.      menggunakan model seringkali lupa bahwa model hanyalah abstraksi kenyataan, bukan kenyataan itu sendiri
2.      faktor kuantitatif seperti pengalaman dan penilaian diminimalkan atau dihilangkan
3.      proses membuat model sering sukar dan mahal
4.      menggunakan model sering enggan mengubah modelnya sehingga mengalami kesukaran dalam melaksanakannya
5.      banyak model yang menganggap bahwa situasi dunia nyata itu ‘linier’

Dengan adanya kerugian model membuat pengguna model untuk lebih bersikap hati-hati. Bagaimanapun model amat diperlukan dalam penelitian. Berikut beberapa model penelitian komunikasi :

a1. Agenda Setting

Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media massa pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan itu (Rakhmat 2012, h. 68). Griffin dalam Kriyantono (2012, h. 224) menyatakan bahwa khalayak akan menganggap isu itu penting karena media menganggap isu itu penting juga.
Stephen W. Littlejhon & Karren Foss dalam Kriyantono (2012, h. 225) mengutip Rogers & Dearing menyatakan bahwa fungsi agenda setting  merupakan proses linear yang terdiri dari tiga bagian; (1) agenda media itu sendiri harus disusun oleh awak media; (2) agenda media dalam beberapa hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik terhadap pentingnya isu, yang nantinya akan memengaruhi agenda kebijakan; (3) agenda kebijakan (policy) adalah apa yang dipikirkan para pembuat kebijakan publik dan privat atau pembuat kebijakan publik yang dianggap penting oleh publik. Penelitian dengan model agenda setting harus memuat tiga unsur di atas.
Werner Severin & James W. Tankard dalam Kriyantono (2012, h. 225) menyampaikan dimensi-dimensi tiga agenda di atas :
1.      Agenda media dimensi-dimensinya:
a.       visibilitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkatan menonjolnya berita
b.      tingkat menonjolnya bagi khalayak (audience salience), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.
c.       Valensi (valence), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa
2.      Agenda publik, dimensi-dimensinya:
a.       keakraban (faminiarity), yakni derajat kesadaran khalayak akan topic tertentu
b.      penonjolan pribadi (personal salience)  yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi
c.       kesenangan (favorability), yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita
3.      agenda kebijakan
a.       dukungan (support), yakni kegiatan menyenangkan bagi posisis suatu berita tertentu.
b.      Kemungkinan kegiatan (likelihood of action), yakni kemungkinanpenerintah melaksanakan apa yang diibaratkan
c.       Kebebasan bertindak (freedom of action), yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.

Secara umum penelitian agenda setting secara kuantitatif digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1


 


Model lain yang lebih memfokuskan pada efek agenda media terhadap agenda publik disertai efek lanjutan pada pada diri individu dengan memerhatikan kerakteristik individu, disampaikan oleh Rakhmat (2012, h. 227), yaitu:

Gambar 1.2
Variabel
Media Massa
Variabel
Antara
Variabel
Efek
Variabel
Efek Lanjutan
-          Panjang
-          Penonjolan
-          Konflik(cara penyajian bahan)
-          Sifat Stimulus
-          Sifat Khalayak
-          Pengenalan
-          Salience
-          Prioritas

-          Persepsi
-          Aksi


Mengukur Agenda Media
Variabel media massa diukur melalui analisis isi kuantitatif. Analisis ini untuk menentukan ranking berita berdasarkan panjangnya (waktu dan ruang), panonjolan tema berita (ukuran headline, penempatan, frekuensinya), konflik (cara penyajiannya).

Mengukur Agenda Publik
Variabel angenda publik (khalayak) dapat diukur melalui beberapa cara (Kritantono 2012, h. 227):
a.       meminta self-report khalayak tentang topic-topik apa yang dianggap penting oleh responden
b.      responden diminta mengisi isu-isu apa yang penting ke dalam daftar isu-isu yang disediakan peneliti
c.       responden diberi data yang diseleksi peneliti dan responden diminta membuat ranking mengenai penting tidaknya isu menurut persepsi responden
d.      paired-comparasion, setiap isu yang diseleksi sebelumnya dipasangkan denagn setiap isu yang lain dan responden diminata mengenal setiap pasang dan mengidentifikasi isu mana yang lebih penting
e.       sedangkan variabal antara dan efek lanjutan ini adalah variable yang berpotensi memengaruhi agenda publik.
Contoh:
1.      Menentukan permasalah: “Apakah agenda media memengaruhi agenda publik?”
2.      Menentukan kerangka pemikiran (kerangka teori), menjawab permasalahn secara teoretis.
Hipotesis teoretis:
Agenda media memengaruhi agenda public
Definisi konseptual:
Agenda media = isu-isu yang memperoleh penonjolan dalam media
Agenda publik = isu-isu yang dianggap publik sebagai isu-isu penting
3.      Menetukan metodologi, unit populasi, sampel, dan metode pengukuran
Definisi operasional:
Agenda media = ranking isu yang diberitakan Kompas berdasarka frekuensi pemberitaan mengenai isu-isu tersebut
Agenda publik = ranking isu yang dinilai penting oleh publik, berdasarkan prosentase individu yang mengatakan bahwa isu-isu tersebut penting
4.      Merumuskan hipotesis:
“Semakin tinggi ranking suatu isu dalam pemberitaan Kompas, semakin tinggi pula ranking isu yang bersangkutan dalam penilaian khalayak, sebaliknya semakin rendah ranking suatu isu dalam pemberitaan Kompas, semakin rendah pula ranking isu yang bersangkutan dalam penilaian khalayak”.
5.      Menentukan metode pengumpulan data:
Kerena ada dua metode riset, yaitu analisis isi dan survey, maka terdapat pula dua metode pengumpulan data yang harus dilakukan, yaitu dokumentasi (untuk mengukur agenda media) dan survei khalayak kuesioner (survey khalayak).
6.      Menentuka metode analisis:
Jelas menggunakan metode ekplanatif karena karena menjelaskan minimal dua variabel.
7.      Korelasi lebih dari dua agenda
Menggunakan rumus Rho Spearman:
 

Dimana :       a  = jumlah set ranking (dalam hal ini agenda yang diteliti)
                     S  = total ranking yang diberikan untuk setiap isu
                     N = Jumlah isu


b2.  Uses and Gratification

Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Yang menjadi fokus pada penelitian Kats, Blumer dan Geruvitch (Jalaluddin 2012, h. 65) ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media (atau terlibat dengan kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat lain, bahkan seringkali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.

Gambar 2.1
Elemen-elemen teori Uses & Gratification
 










Elemen “pola terpaan media yang berlainan” pada teori Uses and Gratification berkaitan dengan media exposure atau terpaan media. Exposure lebih dari sekedar mengakses media. Exposure tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan media massa tersebut.Exposure merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut.
Menurut Rosengren (Kriyantono 2012, h. 209) media exposure (terpaan media) dapat dioprasionalisasikan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antar individu konsumen isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan.




Gambar 2.2
Model Uses & Gratification
 










Salah satu penelitian Uses & Gartification yang saat ini berkembang adalah dibuat oleh Philip Palmgreen. Ia ingin melihat apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep kepuasan ini disebut GS (gratification sought) dan GO (gratification obtained). GS adalah kepuasan yang ingin dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu. GO adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi suatu jenis media tertentu.
Mengukur GS dan GO peneliti dapat mengetahui kepuasan khalayak berdasarkan kesenjangan kepuasan (discrepancy gratification). Indikator terjadinya kepuasan atau tidak sebagai berikut:
1.      Jika mean skor GS>GO, maka media tidak memuaskan khalayaknya
2.      Jika mean GS=GO, maka jumlah kebutuhan terpenuhi
3.      Jika GS<GO, maka media memuaskan khalayak
Contoh:
1.      Judul : “Perbedaan kepuasan pengguna internet pada situs Liputan6.Com dan Seputarindonesia.com di Sidoarjo”
2.      Rumusan masalah
a.       Apakah ada kepuasan pada pengguna situs Liputan6.com dan Seputarindonesia.com?
b.      Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan pengguna internet pada situs Liputan6.com dan Seputarindonesia.com?
3.      Tujuan dan manfaat penelitian
4.       Tinjauan puataka
a.       GS      à      Media Use Internet     à       Persepsi mengenai GO
b.      Hipotesis teoritis
5.      Metodologi

                                              
c3.  Content Analysis

Menurut Berelson & Kerlinger analis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak, sedangkan menurut Budd analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang terpilih (Kriyantono 2012, h.232).
McQuail mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis isi pesan komunikasi (Kriyantono 2012, h. 233):
-          mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media
-          membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial
-          isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat
-          mengetahui fungsi dan efek media
-          mengevaluasi media performance 
-          menegetahui apakah ada bias media

Penjelasan lain mengenai tujuan analisis isi yang disampaikan Wimmer & Dominick dalam Kriyantono (2012, h. 234), yaitu:
-          menggambarkan isi komunikasi
-          menguji hipotesis tentang karakteristik pesan
-          membandingkan isi media dengan dunia nyata
-          memperkirakan gambaran media terhadap kelompok tertentu di masyarakat
-          mendukung studi efek media massa
Contoh :
1.      Judul = Analisis Isi Berita Harian Rakyat Merdeka
Permasalahan = “Tema-tema berita apa saja yang dimuat Harian Rakyat Merdeka selama tahun 2005?”
Kerangka pemikiran (kerangka konseptual)
(1)   Definisi konsep “berita”
(2)   Landasan menentukan oprasionalisasi konsep
2.      Metode riset
-          Operasionalisasi konsep
-          Populasi dan sampling
-          Metode analisis



d4. Rating Research
Rating research digunakan untuk mengetahui jumlah khalayak (audience size) (Kriyantono 2012, h.372). Audience size untuk media cetak bisa langsung diperoleh dari sirkulasi sedangkan rating digunakan untuk media elektronik. Riset rating akan menghasilkan banyak informasi mengenai media televisi dan radio. Misalnya, untuk mngetahui program televisi apa yang paling banyak ditonton oleh khalayak. Pada jam berapa orang paling banyak menonton televisi, stasiun tv apa yang paling banyak penontonnya, dan sebagainya.
Beberapa metode mengukur rating menurut A.C. Nielsen dalam Kriyantono (2012, h. 272):
a.       Audimeter
Alat modern yang digunakan untuk mensurvei perilaku menonton tv dan mendengarkan radio khalayak. Audiometer adalah pencatat elektronik yang bisa ditempelkan baik pada radio maupun televisi serta melakukan pencatatan pada suatu pita (tape) apabila radio atau televisi dinyalakan atau bila pemilihan-pemilihan suatu program.
b.      Channel Diaries
Meminta khalayak untuk mengisis atau merekan aktivitas mengonsumsi media dalam sebuah buku harian.
c.       Phone interview
Menggunakan interview melalui telefon. Sampel diminta untuk memberikan keterangan-keterangan terkait anggota rumah tangga yang melihat televisi atau mendengarkan radio serta program dan pesan apa yang dilihat dan didengar.
d.      People meter
Alat yang dikendalikan secara manual yang mempunyai 8 tombol untuk keluarga dan 2 tombol tambahan untuk tamu. Seorang anggota keluarga dan tamu harus menekan tombol numeriknya ketika ia melihat program tertentu. Meter tersebut akan secara otomatis mencatat program-program yang dipilih, berapa banyak rumah tangga yang menonton, dan anggota keluarga mana yang hadir.

Contoh:
Menghitung rating

Stasiun TV
Rumah Tangga yang Menonton
(Household Viewing)
RCTI
SCTV
TransTV
Tidak menonton
1.000
1.500
850
1.650
5.000

Misalnya, data sampel dari total populasi sebesar 100 juta rumah tangga yang menonton TV. Dari populasi dipilih sampel sebanyak 5.000 rumah tangga.

Rating =  

Rating RCTI      :                   20% x 100 juta = 20 juta
Rating SCTV     :                   30% x 100 juta = 30 juta
Rating TransTV :                   17% x 100 juta = 17 juta
House Using Television (HUT) atau Persons Using Radio (PUR)
a.       67% dari seluruh rumah tangga mempunyai tv dan menonton salah sati dari tiga stasiun televisi.
b.      HUT = 0.67 x 5.000 = 3.350. formula yang sama dapat digunakan untuk populasi, yaitu : 67% x 100 juta = 67.000.000 dari 100 juta rumah tangga (67%)

Audience Share
Adalah persentase dari HUT dan PUR yang menyetel stasiun, channel atau jaringan tertentu.

Share =

Audience Share RCTI                        :
Audience Share SCTV           :
Audience Share TransTV        : %

5. Jaringan Komunikasi

Menurut Kriyantono (2012, h. 319) analisis jaringan komunikasi bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian arus informasi terpolakan yang mengalir dalam individu-individu pada sebuah sistem. Menurut Rogers & Kincaid (Kriyantono 2012, h. 320) mengatakan bahwa analisis jaringan komunikasi adalah sebuah metode riset untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam sebuah sistem, di mana data yang berhubungan dengan arus komunikasi di analisis dengan menggunakan tipe-tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisisnya. Sedangkan struktur komunikasi didefinisikan sebagai susunan dari elemen-elemen yang berbeda yang dapat dekenal melalui satu pola arus komunikasi dalam suatu sistem.
Analisis jaringan komunikasi berbeda dari model komunikasi yang bersifat linear, individu pasif dan bersifat terpisah. Pada analisis jaringan, proses komunikasi bersifat sirkuler di mana terjadi pertukaran informasi antarindividu. Tidak terlihat perbedaan yang tajam antara sumber dan penerima, sehingga arus komunikasi terjadi antara partisan-partisan dalam suatu jaringan, masing-masing bertindak sebagai pengirim dan penerima pesan.
Prosedur riset jaringan komunikasi menurut Rogers & Kincaid dalam Kriyantono (2012, h. 232):
1.      Mengidentifikasi klik-klik dalam keseluruhan sistem dan menetukan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku komunikasi dalam sistem.
2.      Mengidentifikasi beberapa penanan komunikasi yang terspesialisasi, seperti laison, bridge, dan isolate.
3.      Mengukur variasi struktur komunikasi (seperti hubungan-hubungan komunikasi) dia ntara individu, diadi, jaringan interpersonal, klik-klik, atau keseluruhan sistem.

 Sikap Parpol
Masalah :
“Apakah ada hubungan antara sikap pemilihan pemula terhadap parpol dengan sikap orang tua terhadap parpol?”

Instrumen :
Sikap orang tua saya terhadap PAN?
a.       SS   b. S   c. CS   d. TS   e. STS
Sampel
Dipilih 100 siswa SMU

Riset di atas tidak valid karena ada dua alasan. Pertama, alat ukurnya tidak sesuai dengan apa yang akan diukur. Kedua, sampel seharusnya mewakili pemilih pemula dan orang tua.
Hipotesis riset:
“Ada hubungan antarasikap pemilihan pemula terhadap parpol dengan sikap orang tua terhadap parpol”
“Tidak ada hubunga antara sikap pemilihan pemula terhadap parpol dengan sikap orang tua terhadap parpol”
Definisi operasional:
Variabel X (pengaruh/independen)
Sikap orang tua terhadap parpol

Variabel Y (terpengaruh/dependen)
Sikap pemilihan pemula terhadap parpol

Instrumen:
Sikap pemilihan pemula
-          Anda memiliki referensi parpol dari orang tua
a.       SS   b. S   c. CS   d. TS   e. STS

Sikap orang tua terhadap parpol
-          Anda adalah warga yang aktif dalam pemilu
a.       SS   b. S   c. CS   d. TS   e. STS

Sampel:
100 siswa SMU
100 orang tua siswa SMU



Daftar Pustaka
Kriyantono, R. (2012). Teknik praktis riset komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rakhmat, J. (2012). Metode penelitian komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

2 komentar:




  1. Admin numpang promo ya.. :)
    cuma di sini tempat judi online yang aman dan terpecaya di indonesia
    banyak kejutan menanti para temen sekalian
    cuma di sini agent judi online dengan proses cepat kurang dari 2 menit :)
    ayo segera bergabung di fansbetting atau add WA :+855963156245^_^
    F4ns Bett1ng agen judi online aman dan terpercaya
    Jangan ragu, menang berapa pun pasti kami proseskan..
    F4ns Bett1ng

    "JUDI ONLINE|TOGEL ONLINE|TEMBAK IKAN|CASINO|JUDI BOLA|SEMUA LENGKAP HANYA DI : WWw.F4ns Bett1ng.COM

    DAFTAR DAN BERMAIN BERSAMA 1 ID BISA MAIN SEMUA GAMES YUKK>> di add WA : +855963156245^_^

    BalasHapus