Senin, 23 Februari 2015

Teori Estetika Visual



Aesthetic Theory (Dennis Dake)

Aspek dalam aesthetic theory

-          Visible, structural, and configurational in nature
-          Large implicit in apprehension
-          Holistic in conveying meaning (kesatuan makna)
-          Cognitive in a generative sense

Menurut Neufeldt & Guralnik D.E., 1998 aesthetic adalah studi tentang kecantikan/ keindahan dan respon psikologikal yang secara langsung berhadapan dengan seni, sumber kreatif, bentuk dan efek. Beberapa pengertian filsuf tentang kecantikan:

Plato “in bodies, in soul, in knowledge”. 

Dalam Renaissance teori lebih berkembang seni didefinisikan sebagai keindahan atau kacantikan dalam bagian yang hamoni.

Newton 1962 menyatakan bahwa kecantikan atau keindahan tidak bisa dijelaskan karena itu tidak dapat didefinisikan. 

Filsuf Jerman Kant, menyatakan bahwa aesthetic teori mencari keterhubungan dimana koqnitif dan afektif dalam konteks pribadi, artinya keindahan sangat dipengaruhi oleh latar belakang dari individu itu sendiri.

Perspektif artistic : “Artist, as the makers of visual messages, are infinitely connected aesthetic clues, their selection, manipulation, and ultimate refinement”. Seniman sebagai pembuat estetika visual yang terhubung dengan pemilihan, manipulasi, dan perbaikan yang mereka lakukan.  

Perspektif scientific : secara estetika dapat dilihat dari biologi dan sosial. Secara sosial dikaitkan dengan pengalaman estetika dan secara biologi dikaitkan dengan proses kerja otak.

Perspektif interdisipliner : membantu individu memahami estetika dalam bentuk visual. Mempelajari segala macam media komunikasi visual, bukan hanya bagi seniman tetapi membantu semua orang untuk memahami arti, sifat dan fungsi informasi fisual. Sebuah pernyataan mengatakan bahwa “Kecantikan ada di mata yang melihatnya”. Proses pengolahan informasi visual memang sangat subjektif, sangat tergantung dengan tanggapan masing-masing pribadi.




Visual aesthetic thought
                                                       maker


                        Objek                    aesthetic                      viewer 


Estetika bukan hanya mempelajari tentang “benda”, tetapi sistem hubungan dan proses yang membantu dalam menginterpretasi informasi visual. Dalam estetika ada sistem yang saling terhubung. Objek berarti setiap garis, bentuk, nilai, warna dan sebagainya yang berkaitan dengan elemen yang terlihat. Menciptakan keterhubungan bermakna antara bentuk dan diharapkan tersampainya pesan dan tujuan dari pembuatnya. Viewer dan maker membantu menciptakan keterhubungan dalam berkomunikasi.
Maker memiliki partisipasi penuh dalam proses kreatif yang ia ciptakan, maker harus fokus pada semua hubungan fisik dan nonfisik yang muncul, ditambah dengan niat dan tujuan pribadi. Maker ialah penampil gambar awal. Viewer   akan mendapatkan informasi yang terlihat saat mempersepsi objek. Estetika menembus semua interaksi antara ketiga komponen di atas. Kesadaran tinggi adalah langkah pertama untuk mengakses aspek lebih dalam estetika visual.

Perception of aesthetic relationship

-          Visual aesthetic thought is configurational (Pemikiran estetika visual). Menurut Rudolf Arheinm struktur digenggam secara keseluruhan sebagai konfigurasi komponen persepsi secara psikologis dan refleksi visual. Tanpa wujud nyata kualitas estetika tidak akan dipahami.
-          Physiognomic relationship (Berhubungan dengan firasat). Teori setetika merupakan proses pembentukan makna melalui pemikiran dan kepekaan.
-          Flexibility and fluency (Fleksibilitas dan kefasihan). Kemampuan mempersepsi pesan visual.
-          Implisit or hidden aesthetic relationship (Hubungan estetika implisit atau tersembunyi). Mempunyai makna secara implisit dan eksplisit.
-          Holistic vision : thinking by appearance (cara pandang : berfikir dengan rupa fisik). Bagaimana seseorang bisa mampu membangun pola hubungan bermakna dari gambar? Mungkinkah ada struktur semantic visual yang mendasari komunikasi visual? Jawabannya yaitu hubungan positif antara afektif dan proses mental estetika serta proses kognitif. Berfikir fan membayangkan merupakan fungsi dari otak kanan. Otak kiri membuat hubungan logis antara objek dan mendefinisikannya. Persepsi gambar yang disampaikan otak kiri digunakan untuk menafsirkan kata-kata dari gambar dan diudah kedalam informasi visual.
-          Reconstrual. Penafsiran dan proses mengidentifikasi yang digunakan untuk melakukan persepsi.

The logic of visual aesthetic

-          Ambiguity and meaning : tidak ada gambar yang tidak diartikan berbeda oleh manusia. Oleh karena itu dunia visual selalu bersifat ambigu. Beberapa makna akan muncul ketika seseorang memproses informasi visual.
-          Control of direction : sebuah gambar bisa mengarahkan perhatian bagi siapapun yang melihatnya. Contohnya saat kita di suguhi dengan bambar bunga pasti kita langsung berfikir tentang bunga yang ada di gambar tersebut.
-          Ecological relationship (hubungan timbal balik) : dalam menafsirkan gambar visual akan timbul hubungan yang terdiri dari gambar/ objek, maker dan viewer. Maker adalah membuat objek visual dan viewer yang menginterpretasikannya.
-          Tensional : selain unsur visual, hubungan tensional (suasana hati) juga akan mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi objek visual.  Semiman dan objek visual yang ia buat merupakan hasil dari hubungan yang bermakna dan viewer mempersepsi berdasarkan ketegangan yang ada di lingkungannya (latar belakang yang ia miliki).
-          Unity (kesatua) : mempersepsi objek visual merupakan kesatuan proses seperti yang dikelompokkan oleh Gestalt yaitu similarity, proximity, closure, continuation, dan common fate. Prinsip-prinsip tersebut membuat pola estetis menjadi bermanfaat. Kesatuan pesan juga didukung dari pengalaman individu sehingga mampu menafsirkan petunjuk, sifat, jenis, pesan, dan hubungannya dengan realitas.
-          Realism : Gestalt memberikan pemahaman bahwa tumpeng tindih, bayangan, warna, gradient dan penempatan memberikan petunjuk agar gambar membentuk sifat bukti visual. Komunikasi visual harus mempertimbangkan media realisme yang dipilih sehingga pesan dan estetika bisa dipercaya.
-          Layering : elemen visual bukanlah hal yang tertutup, mereka selalu dipengaruhi oleh apa yang ada di sekitar mereka. Setiap objek visual mengandung kekuatan, ketegangan, pengelompokkan maupun keputusan. Visual didasarkan pada pada pemahaman fungsi normal pengolahan persepsi dan syaraf manusia. Kata-kata hanya bisa berbicara pada satu hal, tetapi gambar bisa memiliki makna yang ganda.

Kesimpulan : teori estetika mempelajari tentang keindahan yang dimiliki oleh objek visual. Nilai keindahan yang diinterpretasikan setiap individu pun berbeda-beda sesuai dengan pangalaman dan pemahamannya.

Daftar Pustaka
Smith K., Moriarty S., Barbatsis G., & Kenney K. (2005). Handbook of visual communication : theory, methods, and media. America : Lawrence Erlbaum Associates.