Aesthetic Theory (Dennis Dake)
Aspek dalam aesthetic theory
-
Visible,
structural, and configurational in nature
-
Large
implicit in apprehension
-
Holistic
in conveying meaning (kesatuan makna)
-
Cognitive
in a generative sense
Menurut
Neufeldt & Guralnik D.E., 1998 aesthetic adalah studi tentang kecantikan/
keindahan dan respon psikologikal yang secara langsung berhadapan dengan seni,
sumber kreatif, bentuk dan efek. Beberapa pengertian filsuf tentang kecantikan:
Plato
“in bodies, in soul, in knowledge”.
Dalam Renaissance teori lebih berkembang
seni didefinisikan sebagai keindahan atau kacantikan dalam bagian yang hamoni.
Newton
1962 menyatakan bahwa kecantikan atau keindahan tidak bisa dijelaskan karena
itu tidak dapat didefinisikan.
Filsuf Jerman Kant, menyatakan bahwa aesthetic
teori mencari keterhubungan dimana koqnitif dan afektif dalam konteks pribadi,
artinya keindahan sangat dipengaruhi oleh latar belakang dari individu itu
sendiri.
Perspektif artistic
: “Artist, as the makers of visual
messages, are infinitely connected aesthetic clues, their selection,
manipulation, and ultimate refinement”. Seniman sebagai pembuat estetika
visual yang terhubung dengan pemilihan, manipulasi, dan perbaikan yang mereka
lakukan.
Perspektif scientific
: secara estetika dapat dilihat dari biologi dan sosial. Secara sosial
dikaitkan dengan pengalaman estetika dan secara biologi dikaitkan dengan proses
kerja otak.
Perspektif interdisipliner
: membantu individu memahami estetika dalam bentuk visual. Mempelajari segala macam
media komunikasi visual, bukan hanya bagi seniman tetapi membantu semua orang
untuk memahami arti, sifat dan fungsi informasi fisual. Sebuah pernyataan
mengatakan bahwa “Kecantikan ada di mata yang melihatnya”. Proses pengolahan
informasi visual memang sangat subjektif, sangat tergantung dengan tanggapan
masing-masing pribadi.
Visual aesthetic thought
maker
Objek aesthetic viewer
Estetika
bukan hanya mempelajari tentang “benda”, tetapi sistem hubungan dan proses yang
membantu dalam menginterpretasi informasi visual. Dalam estetika ada sistem
yang saling terhubung. Objek berarti setiap garis, bentuk, nilai, warna dan
sebagainya yang berkaitan dengan elemen yang terlihat. Menciptakan
keterhubungan bermakna antara bentuk dan diharapkan tersampainya pesan dan
tujuan dari pembuatnya. Viewer dan maker membantu menciptakan keterhubungan
dalam berkomunikasi.
Maker
memiliki partisipasi penuh dalam proses kreatif yang ia ciptakan, maker harus
fokus pada semua hubungan fisik dan nonfisik yang muncul, ditambah dengan niat
dan tujuan pribadi. Maker ialah penampil gambar awal. Viewer akan mendapatkan
informasi yang terlihat saat mempersepsi objek. Estetika menembus semua
interaksi antara ketiga komponen di atas. Kesadaran tinggi adalah langkah
pertama untuk mengakses aspek lebih dalam estetika visual.
Perception
of aesthetic relationship
-
Visual aesthetic thought is
configurational (Pemikiran estetika visual). Menurut Rudolf Arheinm struktur
digenggam secara keseluruhan sebagai konfigurasi komponen persepsi secara
psikologis dan refleksi visual. Tanpa wujud nyata kualitas estetika tidak akan
dipahami.
-
Physiognomic relationship (Berhubungan
dengan firasat). Teori setetika merupakan proses pembentukan makna melalui
pemikiran dan kepekaan.
-
Flexibility and fluency (Fleksibilitas
dan kefasihan). Kemampuan mempersepsi pesan visual.
-
Implisit or hidden aesthetic
relationship (Hubungan estetika implisit atau tersembunyi). Mempunyai makna
secara implisit dan eksplisit.
-
Holistic vision : thinking by appearance
(cara pandang : berfikir dengan rupa fisik). Bagaimana seseorang bisa mampu
membangun pola hubungan bermakna dari gambar? Mungkinkah ada struktur semantic
visual yang mendasari komunikasi visual? Jawabannya yaitu hubungan positif
antara afektif dan proses mental estetika serta proses kognitif. Berfikir fan
membayangkan merupakan fungsi dari otak kanan. Otak kiri membuat hubungan logis
antara objek dan mendefinisikannya. Persepsi gambar yang disampaikan otak kiri
digunakan untuk menafsirkan kata-kata dari gambar dan diudah kedalam informasi
visual.
-
Reconstrual. Penafsiran dan proses
mengidentifikasi yang digunakan untuk melakukan persepsi.
The
logic of visual aesthetic
-
Ambiguity and meaning : tidak ada gambar
yang tidak diartikan berbeda oleh manusia. Oleh karena itu dunia visual selalu
bersifat ambigu. Beberapa makna akan muncul ketika seseorang memproses
informasi visual.
-
Control of direction : sebuah gambar
bisa mengarahkan perhatian bagi siapapun yang melihatnya. Contohnya saat kita
di suguhi dengan bambar bunga pasti kita langsung berfikir tentang bunga yang
ada di gambar tersebut.
-
Ecological relationship (hubungan timbal
balik) : dalam menafsirkan gambar visual akan timbul hubungan yang terdiri dari
gambar/ objek, maker dan viewer. Maker adalah membuat objek
visual dan viewer yang menginterpretasikannya.
-
Tensional : selain unsur visual,
hubungan tensional (suasana hati) juga akan mempengaruhi bagaimana seseorang
mempersepsi objek visual. Semiman dan
objek visual yang ia buat merupakan hasil dari hubungan yang bermakna dan viewer
mempersepsi berdasarkan ketegangan yang ada di lingkungannya (latar belakang
yang ia miliki).
-
Unity (kesatua) : mempersepsi objek
visual merupakan kesatuan proses seperti yang dikelompokkan oleh Gestalt yaitu
similarity, proximity, closure, continuation, dan common fate. Prinsip-prinsip
tersebut membuat pola estetis menjadi bermanfaat. Kesatuan pesan juga didukung
dari pengalaman individu sehingga mampu menafsirkan petunjuk, sifat, jenis,
pesan, dan hubungannya dengan realitas.
-
Realism : Gestalt memberikan pemahaman bahwa
tumpeng tindih, bayangan, warna, gradient dan penempatan memberikan petunjuk
agar gambar membentuk sifat bukti visual. Komunikasi visual harus
mempertimbangkan media realisme yang dipilih sehingga pesan dan estetika bisa
dipercaya.
-
Layering : elemen visual bukanlah hal
yang tertutup, mereka selalu dipengaruhi oleh apa yang ada di sekitar mereka.
Setiap objek visual mengandung kekuatan, ketegangan, pengelompokkan maupun
keputusan. Visual didasarkan pada pada pemahaman fungsi normal pengolahan
persepsi dan syaraf manusia. Kata-kata hanya bisa berbicara pada satu hal,
tetapi gambar bisa memiliki makna yang ganda.
Kesimpulan : teori estetika mempelajari tentang keindahan yang dimiliki oleh objek visual. Nilai keindahan yang diinterpretasikan setiap individu pun berbeda-beda sesuai dengan pangalaman dan pemahamannya.
Daftar Pustaka
Smith
K., Moriarty S., Barbatsis G., & Kenney K. (2005). Handbook of visual communication : theory, methods, and media.
America : Lawrence Erlbaum Associates.